Saya tipe orang yang menilai orang lain pertama kali melalu tampilannya atau fisik. Bagaimana denganmu? Sama kah? Atau punya pandangan lain?
Mengapa?
Memang apalagi yang akan kalian nilai pertama kali selain tampilan fisik? Tak ada satu manusia pun bisa menilai orang lain langsung ke bagian dalamnya seperti sifat, karakter dan tingkah laku.
Seringkali orang yang saya nilai menyebalkan pertama kali ternyata sangat menyenangkan ketika kami dekat. Sedangkan yang awalnya terlihat menyenangkan justru akan sebaliknya.
Beberapa sahabat saya saat ini dulunya pernah bermusuhan dengan saya, dan yang pernah dekat justru kini kami menjauh. Itulah mengapa baiknya mengenal terlebih dahulu.
Saya tidak akan semudah itu menganggap orang lain sahabat saya dan juga bukan orang yang mudah menganggap musuh. Saat sedang dalam posisi yang terjepit antara kriteria baik dan buruk sebisanya saya tetap bersikap biasa. Seperti yang mama saya bilang, 'dengan semua orang jangan terlalu akrab juga jangan terlalu renggang' dan ya saya percaya itu.
Saya seperti sudah menargetkan waktu yang akan saya tempuh untuk menilai seseorang. Biasanya saya akan memfokuskan pada tingkah laku mereka sehari-hari jika kami memang rutin bertemu, seperti di sekolah atau kampus. Waktu satu tahun seperti penunjuk arah itu, ketika itu saya memutuskan untuk bertahan dengan siapa dan melepas siapa. Dan itu semua cukup ampuh merengganggakn hati saya yang seringklai sempit karena makan hati. Hehe.
Beberapa teman dekat, bagaimana pun tingkah laku mereka di masa lalu seperti bukan masalah besar lagi buat saya. Saya bukan penilai yang baik, tapi saya yakin kalau semua orang adalah orang baik. Hanya saja beberapa diantara mereka ada yang memutuskan untuk tidak baik. Bukan Tuhan atau takdir yang menjadikan mereka tidak baik. Itu semua keputusan mereka. Ya, semua kembali kepada diri masing-masing.
Tingkah laku konyol yang saya terima, mood yang berubah-ubah atau hal-hal lainnya yang terkadang absurd saya maklumi dengan sangat karena saya juga orang yang seperti itu. Menyenangkan ketika bisa berbagi kegilaan bersama dengan teman, dan itu yang terjadi dengan pertemanan saya selama ini.
Beberapa sifat tidak menyenangkan lainnya juga saya terima. Itu hanya karena saya menghargai mereka, karena saya juga punya banyak sifat buruk. Saya memaklumi orang pemarah, karena saya juga begitu. Saya juga tak apa di peliti, karena saya juga pernah begitu. Saya suka tertawa saat diperhitungi, karena saya juga suka perhitungan. Saya tak masalah selalu di protes, karena saya juga pemrotes. Saya tidak memikirkan salah paham yang terjadi, karena salah paham tentu mengajarkan kita untuk menjadi lebih hati-hati dalam menyampaikan sesuatu.
Maka, saya berhenti menjadi pemarah karena menerima bentakan itu tak enak. Saya juga tak ingin lebih lama menjadi orang pelit, karena di peliti itu makan hati. Saya juga memutuskan berhanti menjadi orang perhitungan, karena ternyata di perhitungin itu menyebalkan. Saya juga tak ingin lagi jadi pomrotes dan memutuskan menjadi pemberi masukan. Menyenangkan sekali membuat nafas lega selalu. Sedangkan sifat baik orang lain, saya akan ingat terus. Saya sedang mencoba berhenti menjadi pemikir kebaikan saya dan pengingat keburukan orang, juga tak ingin terlalu lama menjadi pembenci dan pemendam kekecewaan. Karena ketika saya mengenal mereka dan kecewa itu hanya karena saya tak bisa menerima sifat mereka yang tak sesuai harapan saya.
Kebanyakan orang yang belum mengenal dengan baik orang lain mereka akan membenci, berprasangka dan mengkritik berlebihan. Ya, memang begitulah hidup. Sekali lagi saya katakan baiknya mengenal terlebih dulu.
Untuk itu saya percaya kata-kata lawas masyarakat Indonesia, 'Tak kenal, maka tak sayang' :)