Monday, January 14, 2013

Menanti Di Persimpangan

Kita senantiasa duduk di halte untuk menanti bis. Seperti orang-orang disana yang aku lihat. Mereka sabar sekali tampaknya.
Tapi aku sedang tidak berada di halte. Aku berdiri di persimpangan jalan. Menunggumu menjemputku dengan juga sabar menanti. Kapan kau datang sih? Aku sudah rindu sekali...

Kini aku lihat halte itu kosong. Semuanya telah di angkut oleh sebuah kotak beroda yang kemudian menghilang dari pandangan. Sedangkan aku? Masih disini. Menunggu mu dengan setia. Entah sampai kapan aku bisa dengan setia seperti ini. Aku juga tak tau pasti. Untuk itu, cepatlah kamu datang. Jemput aku yang mulai kedinginan disisipi udara yang bolak-balik menyelinap ke tubuhku. Kamu gak kasian sama aku?

Esoknya aku masih disini. Kini aku kembali melihat orang-orang itu menanti di halte. Seperti biasa, aku juga masih berdiri di persimpangan ini seperti biasa. Menunggu kamu yang masih belum datang menjemputku. Kini aku kepanasan di terpa sinar matahari yang gak mau santai menyengat ku. Kamu masih belum datang, masih belum kasihan ya melihatku disini sampai tidak cepat-cepat muncul.

Hal ini masih berlanjut. Orang-orang itu terus mengulang kegiatan mereka berdiri di halte. Mereka nyaman sekali tampaknya disana, tidak basah oleh hujan sepertiku. Aku sudah kuyup kedinginan dan sedikit menggigil. Aku mulai membiru kedinginan, tangan-tangan ini seperti kebal tak bisa merasakan apapun. Hayolaah kamu cepat datang. Rasanya aku sudah tak sanggup lagi.

Kalau hari ini aku kembali berdiri di persimpangan, aku khawatir aku mati lemas karena lelah. Aku ingin sekali pindah posisi di sudut jalan, atau duduk manis di halte. Hanya saja aku khawatir kamu tak melihatku disana karena kita sudah janji bertemu di persimpangan ini. Tapi sudah banyak waktu aku lalui berdiri disini dengan setia kamu masih saja belum muncul. Apa kamu bertdusta padaku? Kamu lupa, atau sengaja mengingkari janji yang telah kau buat? Aku harap itu tak terjadi ya.

...

Pria memang begitu mungkin. Hingga kini kamu masih belum muncul. Entah apa yang terjadi, semoga bukan hal buruk yang membuat kamu tak muncul. Semoga kamu hanya lupa, atau sengaja mengingkarinya. Tak apa. Asal kamu baik saja, masih sehat disana, kenyang dan tidak kedinginan karena hujan. Tak apa kamu mengingkari janji menjemputku. Sungguh.

Lain kali aku akan menyaring ulang setiap janji yang pria buat di hadapanku. Dan lain kali aku akan meminta bertemu di halte saja, supaya aku tidak disisipi angin, tidak kepanasan ataupun kedinginan karena hujan.

Temaku pernang bilang, "Cinta itu seperti menanti bis. Hanya saja kamu sudah di antar dengan selamat sampai tujuan, sedangkan aku masih menunggu disini." - @taniaaldiRa

No comments:

Post a Comment